Sejarah berdiri pondok pesantren Nurul Amal
Diawali dari pengajian kecil di sebuah Mesjid di Dsn. Cikawung Rt. 04 Rw. 17 Ds. Bojongmengger Kec. Cijeungjing pada tahun 1970-an yang dikelola oleh Bapak Muhammad Idi beserta isterinya Ibu Anah, proses pendidikan berjalan secara berkesinambungan. Pengajian tersebut meliputi pendidikan baca tulis Al-qur’an dan praktek ibadah bagi anak-anak usia dini.
Pada tahun 1996 Beliau mewasiatkan Mesjid untuk dimakmurkan dan mewariskan tanah yang berada di sekitarnya seluas 3.500 m2 kepada 2 orang anaknya yang bernama Ustadzah Nena Herlina dan Hj. Neni Heryani. Amanah pengelolaan pengajian diserahkan kepada Ust. H.Muhtadin Lc, (Suami dari Hj. Neni Heryani).
Atas bantuan Ust. Ma’mur M.A, dari WAMY dibangunlah Mesjid Nurul Amal, Madrasah dan MCK yang diresmikan pada tahun 1997. Maka dimulailah pendidikan kepesantrenan yang diperuntukan bagi masyarakat sekitar yang meliputi pendidikan TPA/TKA bagi anak usia dini, Pemberantasan Buta Huruf Qur’an (PBHQ) dan Majlis Ta’lim bagi masyarakat sekitar. Sejak saat itu proses pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup signifikan sampai saat ini.
Nama dan Arti Nurul Amal
Nama NURUL AMAL diambil dari nama Mesjid kecil yang digunakan untuk pengajian pada fase awal sebagai cikal bakal berdirinya pondok pesantren Nurul Amal.
Arti NURUL AMAL adalah cahaya amal. Sesuai dengan tujuannya yaitu banyak berbuat amal kebaikan agar menjadi penerang bagi ummat. Santri dibekali ilmu dan hafalan Al-qur’an sebagai pondasi awal untuk beramal shalih. Dengan demikian mereka diharapkan menjadi generasi Rabbani yang berakhlak Qur’ani yang memiliki keteguhan jiwa dan berakhlak mulia agar tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mampu menjadi penerang bagi ummat sebagai pengemban risalah dakwah.
Proses Pendidikan Formal
Untuk pendidikan formal diselenggarakan oleh MI Nurul ‘Amal yang merupakan lembaga pendidikan dasar yang berada di bawah naungan yayasan Nurul Amal dan memakai kurikulum Depag yang dikolaborasikan dengan pengembangan diri yaitu hafalan Al-qur’an sebagai program unggulan madrasah. Tenaga pengajar di MI Nurul ‘Amal sebanyak 18 orang, terdiri dari 3 guru Negeri dan 15 guru sukwan.
Seiring dengan pertambahan santri pada tiap tahunnya, sarana dan prasarana belajar di MI sudah tidak memadai. Hal itu mengharuskan dilakukannya rehabilitasi dan penambahan ruangan belajar. Maka mulai tahun ajaran 2008/2009 mulai dilakukan rehabilitasi dan penambahan ruangan belajar serta fasilitas lainnya.
VISI, MISI dan MOTTO
VISI
“Menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam yang mencetak generasi Qur’ani”
MISI
- Melalui program hafalan, mendidik anak agar mencintai Al-Qur’an
- Pengintegrasian ilmu pengetahuan dengan Al-Qur’an
- Pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an sejak dini
MOTTO
“Membentuk Generasi Rabbani yang Berakhlak Qur’ani”
KEGIATAN KEPESANTRENAN
Secara umum, kegiatan kepesantrenan dapat dikelompokan kedalam beberapa kategori. Diataranya ada yang bersifat harian, mingguan, semester, dan tahunan.
Jadwal Kegiatan Harian Santri
No. | Waktu | Kegiatan |
1. | 04.00 – 05.00 | Qiyamullail, Shalat Subuh |
2. | 05.00 – 07.00 | Al-Ma’tsurat, dan Halaqah (hafalan baru) |
3. | 07.00 – 08.00 | Persiapan Sekolah, Sarapan dan berangkat sekolah |
4. | 08.00 – 13.00 | Sekolah Formal |
5. | 13.00 – 14.30 | Makan Siang, Istirahat |
6. | 14.30 – 15.30 | Keg. Bersama halaqah, Shalat Ashr |
7. | 15.30 – 16.30 | Halaqah + mandi |
8. | 16.30 – 17.30 | Makan sore, jajan ke kantin |
9. | 17.30 – 18.30 | Al-Ma’tsurat, Shalat Maghrib |
10. | 18.30 – 19.30 | Belajar pelajaran sekolah |
11. | 19.45 – 20.00 | Shalat Isya |
12. | 20.00 – 20.30 | Persiapan tidur, moraja’ah |
13. | 20.30 – 04.00 | Istirahat (Tidur) |
Lulusan dan Alumni
Lulusan Nurul Amal diharapkan mempu memiliki hafalan minimal 10 Juz Al Qur’an, mampuh melaksanakan salat limawaktu secara berjamaah, dan memiliki ahlakul karimah. Alhamdulillah santri yang mondok di sini ada yang mampu menghatamkan hafalanya sebanyak 30 Juz. Yaitu ananda Syafi’i Adil Sejahtera, ananda Hilman Rusydan, dan Muhammad Alfatih
Para santri yang telah selesai pada jenjang pendidikan dasar mereka melanjutkan sekolah ke lembaga lain baik sekolah formal non pesantren maupun lembaga pendidikan pesantren yang menyelenggarakan pendidikan menengah sesuai dengan pilihan orang tua mereka masing-masing. Akan tetapi kebanyakan diantara mereka melanjutkan ke lembaga pondok pesantren lain yang menyelenggarakan pendidikan menengah berbasis tahfidz al Quru’an seperti Husnul Khotimah (Kuningan) Asyifa (Subang) Binaul Ummah (Tasikmalaya) dll.
Maaf mau nanya untuk biaya ny berapa